Selasa, 27 Oktober 2015

Bersyukurlah, Bersyukurlah, dan Bersyukurlah

Kurt Zouma bersujud syukur merayakan golnya ke gawang Arsenal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat pulang kantor, saya memberhentikan mobil. Saya lihat dari kaca spion, seorang nenek berjalan kaki sambil berjualan. Umurnya (tampak dari wajah dan cara berjalannya) mungkin di atas 60 tahun.

Di pinggir jalan menuju rumah yang tiap sore ramai, saya kemudian bertanya. "Mau beli rengginang, Nek! Berapa harganya?" "Enam ribu satu bungkus," jawabnya singkat. "Adik mau beli berapa bungkus?" "Dua bungkus saja, Nek," jawabku. "Dua bungkus Rp 12 ribu," ujar si nenek.

Lalu, saya membuka dompet dan mengambil uang Rp 20 ribu. Nenek buru-buru mengeluarkan uang untuk memberi kembalian. Namun, saya bilang, "Kembalian itu untuk Nenek saja." "Terima kasih Den, hati-hati," katanya berpesan.

"Nek, putranya di mana? Kok, Nenek masih berjualan? Jalan kaki lagi!" tanyaku keheranan. "Anak-anak tidak mau tinggal sama Nenek. Tiap hari Nenek berjalan kaki, berjualan dari Kebayoran Lama sampai Ciledug untuk bisa makan."

"Berapa sehari Nenek dapat untung?" tanyaku penuh kasihan. "Tidak mesti Nak karena rezeki Tuhan yang atur. Kadang dapat untung Rp 20 ribu, kadang Rp 10 ribu. Semua itu Nenek syukuri, yang penting Nenek sehat dan tidak menjadi beban orang lain."

Sampai di sini, saya pun malu dan seperti tertampar hebat. Ternyata, selama ini saya kurang bersyukur. Pertemuan sore itu menyadarkan saya betapa hidup itu "wajib" hukumnya bersyukur.

Dapat musibah, bersyukurlah. Dapat ujian, bersyukurlah. Dapat masalah, bersyukurlah. Dapat kesulitan, bersyukurlah. Apalagi dapat kenikmatan, tentu mudah sekali orang untuk bersyukur. Musibah, ujian, masalah, dan kesulitan boleh jadi itu cara Tuhan melihat kualitas keimanan kita.

Boleh jadi, Tuhan kangen dan rindu pada hamba-Nya sehingga ingin memeluknya dengan lebih dulu diberi "ujian" kesulitan demi kesulitan. Bahkan, dalam Alquran pun dijelaskan, "Siapa yang pandai bersyukur, maka Aku akan tambah nikmatnya dan barang siapa kufur (tak mau bersyukur) atas nikmatku, maka sungguh azabku sangat pedih (QS Ibrahim [14]: 7).

Dari sini, bersyukur adalah perintah implisit dari Tuhan langsung kepada hamba-Nya. Karena dalam hidup ini, sejak kita lahir sampai meninggal, dipenuhi "utang" kita pada Tuhan Sang Pencipta. Coba kita hitung, berapa harga satu jari ketika jari itu putus. Berapa harga satu tangan ketika tangan itu patah. Berapa harga satu kaki ketika kaki itu tiada.

Berapa harga oksigen ketika kita sedang sekarat. Bahkan, berapa harga nyawa ini ketika sudah mati. Tentu, semua itu tidak ternilai harganya. Namun, kita dapatkan secara gratis dari Tuhan. Maka, pantas jika kita selalu diingatkan akan ayat-Nya, "Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan!" (QS ar-Rahman [55]: 55).

Jadi, bersyukur adalah kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Tanpa bersyukur, sejatinya kita tidak pantas untuk hidup. Karena, apa yang saat ini kita miliki adalah yang terbaik menurut Tuhan dan kita. Bukan sebaliknya!

Bersyukurlah, karena dengan sebenar-benarnya bersyukur, jaminannya akan ditingkatkan kenikmatan hidupnya. Cara sederhana bersyukur dengan memelihara apa yang sudah diberikan pada kita. Jika saat ini sehat, jaga kesehatan itu agar penyakit tak mendekat. Jika ada waktu luang, gunakan untuk menebar kebaikan dan kebenaran. Jika mendapat amanah, sampaikan kepada yang berhak menerimanya. Sudahkah kita bersyukur hari ini?

Kamis, 24 September 2015

9 Jendral Perang Terhebat Dalam Sejarah Islam


1. Khalid Bin Walid Khalid ibn al-Walid (584 - 642)
Khalid bin Walid, adalah seorang panglima perang pada masa pemerintahan Khulafa ArRasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus). Dia adalah salah satu dari panglima-pangli­­ma perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya.

2. Muhammad Al-Fatih ( Mehmed II )
Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih juga dikenal sebagai el-Fatih, "Sang Penakluk". Kejaya­­annya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepimpinannya serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.

3. Salahuddin Ayyubi ( Saladin ) Salahuddin Ayyubi atau Saladin atau Salah ad-Din (1138 - 4 Mac 1193)
Adalah seorang jeneral dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Iraq sekarang). Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Syria, sebahagian Yaman, Iraq, Mekah Hijaz dan Diyar Bakr. Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan tentera, dan sifatnya yang satria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Ia memberikan catatan dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud

4. Abu Ubaidah bin al-Jarrah.
Abu Ubaidah bin al-Jarrah adalah Muhajirin dari kaum Quraisy Mekah yang termasuk antara yang paling awal memeluk agama Islam. Ia ikut berhijrah ke Habasyah (saat ini Ethiopia) dan kemudian, beliau berhijrah ke Madinah. Ia mengikuti setiap pertempuran dalam membela Islam. Setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, beliau merupakan salah satu calon Khalifah bersama dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Setelah terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah, beliau dilantik untuk menjadi panglima perang memimpin pasukan Muslim untuk berperang melawan kerajaan Rom. Beliau meninggal disebabkan oleh wabak penyakit.

5.Sa'ad bin Abi Waqqas.
Sa`ad bin Abī Waqqās merupakan salah seorang yang awal masuk Islam dan salah satu sahabat penting Muhammad. Kepahlawanan Sa'ad bin Abi Waqqas tertulis saat memimpin pasukan Islam melawan tentara Persia di Qadissyah. Peperangan ini merupakan salah satu peperangan terbesar umat Islam.

6. Tariq Bin Ziyad.
Tariq bin Ziyad, dikenal dalam sejarah Sepanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jeneral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M

7. Syurahbil bin Hasanah (583-639)
Adalah sahabat Muhammad saw. Dia merupakan salah satu komander terbaik dalam pasukan Rasyidin, bertugas di bawah Khalifah Rasyidin Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Dia merupakan salah satu komander lapangan utama selama penaklukan Muslim di Syria, bertugas sejak tahun 634 hingga kematiannya pada tahun 639 akibat wabak.

8. Abdullah bin Aamir.
Abdullah bin Aamir adalah gabenor Busrha (647–656) dan merupakan jeneral tentera yang sangat berjaya pada masa pemerintahan Khalifah Rasyidin Othman bin Affan. Dia terkenal atas kehebatannya dalam pengurusan ketenteraan.

9. Amru Bin Ash.
Pada awalnya beliau pernah mengambil bahagian dalam peperangan menentang Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslim namun masuk Islam bersama Khalid bin Walid. Enam bulan setelah memeluk Islam, beliau bersama Rasulullah SAW menakluk Mekah dalam peristiwa Fathul Mekkah. Ia adalah panglima perang yang bijak dalam mengatur strategi perang.Beliau adalah panglima perang yang menaklukan Baitul Maqdis dan Mesir dari cengkaman Romawi. Ia kemudian dilantik sebagai gabenor Mesir oleh Umar bin Khattab, tetapi kemudian dipecat oleh Khalifah Usman bin Affan. Selanjutnya Muawiyah bin Abu Sufyan melantik kembali beliau menjadi gabenor Mesir. Panglima Amru mengerahkan tentera agar menjujung Al Quran dihujung tombak, ia menggunakan cara ini dalam pertempuran dengan Ali bin Abi Thalib agar Ali bin Abi Thalib menghentikan serangan.
More : Sukan Star TV
By : Sukan Star .com

Kamis, 20 Agustus 2015

Pelajaran Berharga Buat Kita Semua...


Dalam perjalanan k rumahnya Tisha tmn nya Arya.. bawa rujak ceritanya mo gosip sm mama nya Tisha. Pas dipinggir jalan ada jual krupuk. .Yes..

Me : pak,krupuk berapa hrgnya?
Bpk : 3000 neng
Me : beli 3 pak
Bapak itu berdiri dan meraba2 letak tas pinggang nya..
Me : Astagfirullah. ..bapak itu buta(‪#‎dlm‬ hati)

Aku liat bapak itu cm bengong. .
Me : ini uangnya
Bpk : 3 ya. Jd 9000
Me : iya
Bpk : uangnya brp?
Me : X0. 000
Bpk ; bntr ya kembalian nya
Bpk itu sibuk bongkar uang di tas pinggang nya..nyaris d kluar smua. .d tangannya
Bpk : pilih neng kembalian nya
Me : Hah! !!!
Dlm hati, gw kan cuma pengen tau gmn cara Di balikin kembalian...ga serius ambil kembali nya...
Me : pak. Klo sy ksh uang ny 2000 trs sy ambil kembali nya 10rb. Bpk kn g tau. Trs bpk rugi donk
Bpk : Gusti Allah g akan salah alamat ksh rejeki neng. Klo skrg sy hrs rugi, sy yakin Gusti Allah pasti lg nyiapin rejeki lain bwt sy..
Me : Subhanaallah ‪#‎speachless‬
bpk : udh ambil kembali nya?
Me : ga usah pak.. hr ini. .Allah kirim rejeki bwt bpk..
Bpk : mksh neng
Me : sama2.. Bpk hati2 ya..
Kejadian d pinggir jln masuk perumahan Villa Mutiara Gading karang satria. .
Maaf ga bermaksud pamer. ..hanya mau berbagi bgmn seorang yg ikhlas dlm menjemput rejeki. ..
Semoga bermanfaat
‪#‎ceritakemarinsiang‬

sumber dari FB : Siti Sukma Herawati

Kamis, 13 Agustus 2015

Hanya 3 Menit Untuk Allah SWT

Rahasia Di Balik Kemenangan Umar Dalam Perkelahian Dengan Setan

ilustrasi @flickriverDi sebuah jalan di kota Madinah, ‘Umar bin Khaththab berpapasan dengan jin. Kepada sosok jin itu, ‘Umar menantangnya, “Maukah kamu bertarung denganku?” Tanpa basa-basi, jin pun menyanggupi. Keduanya terlibat dalam perkelahian yang menegangkan. Akhirnya, ‘Umar bin Khaththab pun memenangkan pertandingan itu.

Setelah memenangkan perkelahian, ‘Umar berkata, “Aku melihatmu sangat kurus. Lenganmu mirip lengan anjing. Apakah memang bentuk kalian seperti itu?”
Jawab lelaki dari bangsa jin, “Sungguh, aku termasuk jin yang kuat di tengah bangsaku.”
Sebab tak puas, jin ini pun mengajukan tantangan balik. Perkelahian kedua. Rupanya, ‘Umar terlalu kuat. Jin itu kembali terkapar. Kalah telak. Tanyanya kepada ‘Umar, “Apakah kamu membaca Ayat Kursi? Sebab, jika seseorang membaca ayat itu di rumahnya, pastilah setan itu akan keluar darinya sambil mengeluarkan kentut seperti kentut keledai.”

Dalam redaksi lain masih dalam riwayat ‘Abdullah bin Mas’ud, setelah memenangkan perkelahian, ‘Umar pun bertanya kepada jin itu, “Aku tidak akan melepaskanmu hingga kalian memberitahukan sesuatu yang bisa melindungi kami (bangsa manusia) dari kalian (bangsa jin).”

Dengan amat ketakutan, jin itu pun menjawab tegas dan pasti, “Ayat Kursi.”
Itulah di antara keutamaan ‘Umar bin Khaththab. Karenanya, bangsa jin akan mengambil jalan lain saat berpapasan dengan ‘Umar di sebuah jalan. Sedangkan keutamaan Ayat Kursi (Ayat 255 dalam surat al-Baqarah) sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, ia menjadi ayat paling agung di dalam al-Qur’an karena terkandung penjelasan yang amat lengkap terkait Allah Ta’ala.

Maka dawamkanlah bacaan Ayat Kursi di rumah-rumah kita. Ajarkan kepada istri, anak, dan seluruh anggota keluarga kita untuk senantiasa membacanya, di siang atau malam hari. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat, Yahya bin Mu’in selalu membaca Ayat Kursi di rumahnya setiap malam. Bahkan, pernah ia membacanya sebanyak lima puluh atau enam puluh kali dalam satu malam itu.
Kemudian, Muhammad bin Sahl pun bersaksi tentang Yahya bin Mu’in ini, “Dia adalah orang yang paling berani menghadapi jin dan manusia.”

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah Mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahaagung.” (al-Baqarah [2]: 255)

http://kisahikmah.com/rahasia-di-balik-kemenangan-umar-dalam-perkelahian-melawan-setan/

Jumat, 07 Agustus 2015

"Berapa Gajimu Sampai Rela Kau Tinggalkan Salatmu?"

Banyak orang mengejar dunia yang tiada ujungnya, tanpa sadar menjadi hamba-hamba uang di dunia.

Uang yang hanya kertas tak berdaya diperjuangkan habis-habisan, ada yang rela tinggalkan salat demi bekerja, rela tanggalkan jilbab demi jabatan yang bergengsi, bahkan rela menggadaikan agama demi uang yang tak seberapa.
Nauzubillah summa nauzubillah...

Hidup bergelimang harta namun jauh dari Allah, benar bahagiakah?
Bukankah lebih baik kehilangan sesuatu karena Allah daripada kehilangan Allah karena sesuatu?

Tinggalkan pekerjaanmu jika membuatmu sulit salat, tinggalkan jabatanmu jika itu menghalangimu berjilbab, tinggalkan semua hal yang membuatmu jauh dari Allah, Allah akan ganti dengan yang jauh lebih baik. Itu pasti.

Pastikan penghasilanmu itu berkah, yaitu membawa kebaikan-kebaikan lain padamu sesudahnya. Jangan sampai kemewahanmu itu hanya sekadar istidraj, Allah tinggikan lalu jatuhkan sekeras-kerasnya. Nauzubillahiminzalik.

Uang banyak tidak serta merta membuatmu mulia dihadapan Allah, dan memiliki sedikit uang tidak menjadikanmu hina di mata Allah.

Laa haula wa laa quwwata illa billahil aliyyil aziim.
Wallahu a'lam bish showab.

Amalan Bagi Yang Pingin Rezeki Banyak

Jangan ditinggal…
100 shalawat. 100 istighfar. 100 subhaanallaahi wabihamdih. 100 laa-ilaa-ha-illallaah.

Kalo mau rizki banyak, tambahin Yaa Fattaah, Yaa Rozzaaq, 111x. Jumlah yang ini, bisa diubah, lebih banyak atau lebih sedikit. Saya malah setiap habis shalat. Jumlahnya disedikitin, 33x atau 11x. Tapi tiap habis shalat. Rizki alhamdulillaah, Yah, itung2 setiap habis shalat, manggil2 Yang Maha Membuka & Maha Memberi Rizki. Dipanggil terus, masa ga datang. Kalo lagi butuh banget2, hajar 111x, saban2 habis shalat. Liat efeknya. Mudah2an makin cinta sama Allah.
Amalan harian ini, ngamalinnya jangan ON OFF. Geber 100 hari gitu. Tar habis tuntas 100 hari ga putus, geber lagi 100hr ke-2, ke-3, dst. Pelan2 coba benahin shalat berjamaahnya. Di masjid. + qobliyah ba’diyahnya. +t ahiyyatul masjid, +syukur wudhu. Juga hajar 100 hari. Ambil kesempatan emas doa mustajab antara adzan dan iqomat. Ngiringin amalan harian. Pelajarin zikir/wirid yang diajarkan Nabi saban2 habis shalat fardhu. 33x ini 33x itu. Ini jangan ampe ditinggal.
Dijalanin juga. Tar hidup terasa enteng. Ringan. Ga kayak ngejar bayangan dalam nyari rizki. Adem idup.
Kalo 100 hari dirasa berat, coba 3 hari dulu. Jajal dengan kekuatan penuh. Jangan ada yang bolong & ketinggalan. Terus tingkatin 7 hari, 14 hari, 21 hari, 40 hari, terus sampe dah ke-100 hari. Habis itu langsam, jangan ditinggal. Syukur2 sekalian aja dah, tahajjudnya, minimal 2 rokaat aja mah. Waktu emas nih. +dhuha. Walo juga minimalis 2 rokaat. Al Qur’annya dibaca 1 halaman+artinya, +dihafal 1aayat+artinya.
Sempurnain dengan sedekah, nuntut ilmu pake bismillaah, kerja pake bismillaah, usaha pake bismillaah, tutup pake alhamdulillaah. Apabila mata bisa sekalian dijaga, telinga, lisan, hati, pikiran, selama ngetrack di jalur 3, 7, 14, 21, 40, 100 hari, tambah cakep dah.
Mas Wahyu, salah seorang jamaah, ngabarin, ngetrack ginian doang, utangnya 3M lunas, dengan cara2 amazing, dalam waktu yang amazing. Dengan cara ini pula, ngembaliin hidup pada tracknya, sepasang suami istri yang udah 14 tahun menikah, belom punya anak, jadi punya anak.
Dosisnya bisa dikurangin, jadi 10, bukan 100. Asal rutin, istiqomah, dengan pikiran dan hati yang benar2 nyambung ke Allah. Jangan sambil BBM-an, twitteran, ngemil, kalo pas zikir. Masa bicara sama presiden, menteri, bisa fokus, lalu sama Allah sambil lalu?
Semua ini ga berat. Kitanya aja yang kelamaan hidup ga on the track. Nyimpang. Jadi untuk ngebiasain yang begini2, terasa berat. So, just mulai aja dulu. Tar kalo dah biasa, enteng. Kayak shalat malam, kalo sekali2, banyakan puyeng & ngantukan. Tapi kalo terus2an, akan biasa.
Sekarang kan kita biasa. Biasa tidak melakukan. Nah, ubah ini. Change it. Jadi biasa melakukan.
Jika menurut sodara tausiah ini ada manfaatnya, SilaHkan di-share untuk teman, sahabat, keluarga, atau bahkan orang yang tidak sodara kenal sekalipun.
Semoga kita selalu mendapatkan ilmu, hidayah dan perlindungan Allah Subhana wata’ala dimanapun kita berada... Aamiin ya Rabbal’alaamiin....

Why You Look So Sad?

 
Menanggung perih hati, bersebab kehilangan apa yang disukai dan disayangi, bagi sebagian besar orang sungguhlah tidak mudah. Merasakan sakit hati sebagai efek dari kesedihan karena kehilangan, menyadarkan kita betapa hati seorang anak manusia sungguh sangat rapuh. Maka, tak ada cara lain untuk menjaganya selain memohon bantuan-Nya. Karakteristik iman yang naik turun, tentulah mempengaruhi kondisi hati, itulah mengapa dekat dengan-Nya dan meminta selalu diberi kesabaran selalu menjadi solusi terbaik. Hanya kepada-Nya kita mengadu, dan meminta kesembuhan dari rasa sakit juga kesedihan karena kehilangan.
sabar, menyerahkan semuanya kepada Dzat yang kita sembah. Begitulah, semakin tinggi iman seseorang tentulah ujiannya semakin besar. Insya Allah ujian akan menjadi ladang pahala bagi hamba-hambaNya yang bersabar dan terus mendekatkan diri padaNya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191).
Bisa jadi kehilangan adalah cara Allah menyayangi kita, skenario Allah untuk membuat kita semakin mengingatnya, jalan Allah untuk membuat kita lebih sabar. Dan, hanya kepada Allah Ta’ala sepatutnya kita mengadukan rasa sakit itu. Sebab hanya Dia yang akan menyembuhkan rasa sakit itu.
Kita bisa belajar dari kisah Nabi utusan Allah yang mulia penuh ujian kesabaran.
“… maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan (QS. Yusuf: 18)
Nabi Yaqub, ketika kehilangan putra kesayangannya : Yusuf
(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (QS. Anbya: 83).
Nabi Ayub mengadu pada Allah, ketika semua yang dimilikinya hilang : kekayaan, anak-anaknya, kesehatannya, teman-temannya dan mengalami ujian selama bertahun-tahun.
Semoga dengan bersabar, hanya bergantung kepada Allah bukan hanya akan mengurangi dan menyembuhkan rasa sakit, namun menjadikan kita lebih baik lagi.
Sebab, hidup hanya sementara maka tak ada gunanya berlarut dalam kesedihan. Kiranya, kita hanya akan bersedih pada sesuatu yang akan menyengsarakan kita di akhirat nanti.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Baqarah : 216).

https://www.islampos.com/why-you-look-so-sad-202302/