Rabu, 25 Februari 2015

Kaya dan Miskin Sama Saja



Kaya dan Miskin Sama Saja
Keutamaan orang kaya tergambar dalam hadits berikut:
Ustadz Salim A Fillah“Orang-orang miskin (dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) pernah datang menemui beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka berkata: “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang-orang (kaya) yang memiliki harta yang berlimpah bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi (di sisi Allah Ta’ala) dan kenikmatan yang abadi (di surga), karena mereka melaksanakan shalat seperti kami melaksanakan shalat dan mereka juga berpuasa seperti kami berpuasa, tapi mereka memiliki kelebihan harta yang mereka gunakan untuk menunaikan ibadah haji, umrah, jihad dan sedekah, sedangkan kami tidak memiliki harta…”.
Dalam riwayat Imam Muslim, di akhir hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu adalah kerunia (dari) Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya”.
Dan Keutamaan Orang-orang miskin tergambar dalam hadits berikut:
“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah aku bersama dengan orang-orang miskin pada hari kiamat”. ‘Aisyah berkata, “Mengapa –wahai Rasulullah- engkau meminta demikian?” “Orang-orang miskin itu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya. Wahai ‘Aisyah, janganlah engkau menolak orang miskin walau dengan sebelah kurma. Wahai ‘Aisyah, cintailah orang miskin dan dekatlah dengan mereka karena Allah akan dekat dengan-Mu pada hari kiamat”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Tirmidzi no. 2352. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

From : Ustadz Salim A Fillah

Selasa, 10 Februari 2015

Kenapa Smartphone Mahal Harus Ditambah Anti Gores & Cover Pengaman (Analogi Hikmah)


Kisah Seorang Anak dan Ayahnya...

Seorang gadis membeli sebuah Smartphone keluaran terbaru. Untuk melengkapi Smartphone nya gadis itu juga membeli layar antigores dan sebuah cover cantik untuk Smartphone tersebut. Gadis itu menunjukkan handphone barunya kepada sang ayah, kemudian terjadi percakapan seperti di bawah ini:


Ayah: “Wah, Hp mu bagus sekali nak. Berapa harganya?”
Gadis: “Harga Smartphone nya 7 juta, 200 ribu untuk
covernya, dan 100 ribu untuk antigoresnya.”
Ayah: “Oh, kenapa kamu sampai harus membeli cover dan antigoresnya? Padahal kamu bisa menghemat 300 ribu”.
Gadis: “Ayah! Aku sudah menghabiskan 7 juta untuk membeli Smartphone ini, bagaimana kalau Smartphone ini sampai rusak!? 300 ribu bukan apa-apa dibanding keamanan HP ku. Lagipula covernya membuat Hp ku semakin terlihat cantik.”
Ayah:” Hmm, bukankah berarti produsen Hp mu itu teledor karena membuat HP yang tidak cukup aman jika tidak pakai perlindungan?”
Gadis:” Tidak Ayah! Produsen Hp ini sendiri yang merekomendasikan untuk membeli layar antigores dan cover untuk perlindungan. Dan aku tentu tidak
mau Hp ku rusak!”
Ayah: “Apakah semua itu malah membuat
kecantikan hapemu berkurang?”
Gadis: “Tidak, malah Smartphone ku semakin terlihat cantik”.
Sang ayah menatap anak perempuannya
kesayangannya dengan senyum penuh sayang.
Kemudian sang ayah berucap,
“Anakku, kamu tahu ayah sangat menyayangimu. Kamu membayar 7 juta untuk membeli Smartphone favoritmu dan 300 ribu untuk perlindungannya.
Dan Ayah sudah membayar dengan segenap hidup ayah untuk memilikimu, apalah artinya kalau kau tidak mengcover dirimu dengan HIJAB untuk perlindunganmu.Handphone ini tidak akan
dipertanyakan di akhirat ini, tapi anakku, kau dan ayah akan dipertanyakan tentang perlindunganmu"


Tulisan dri Fb sebelah :-)

Rabu, 14 Januari 2015

Sukses Berkah


Ternyata sukses bukan dilihat dari seberapa tinggi jabatan, seberapa banyak harta maupun seberapa besar rumah yang kita miliki, namun lebih kebermanfaatannya harta, ilmu, waktu yang kita miliki untuk kita pribadi dan orang lain. Salam Sukses Berkah!

Golden Ways

Selasa, 13 Januari 2015

Kisah Hidup Hasan Al Banna Pendiri Ikhwanul Muslimin


Amat banyak kisah cinta yang abadi dalam catatan sejarah. Kisah-kisah cinta itu terbentang di sepanjang zaman dengan tingkat keharuman yang tak kurang pesonanya. Semakin sering dibincang, kisah-kisah cinta itu akan bertambah menginspirasi dan amat layak tuk diteladani.
Ini kisah tentang pemuda biasa yang mencintai Allah Swt dan menghabiskan waktunya untuk berdakwah. Ia adalah anak sulung dari delapan bersaudara. Ibunya adalah wanita shalihah bernama Hajjah Ummu Sa’ad Ibrahim Shaqr. Sedangkan bapaknya adalah seorang ahli agama, penghafal al-Qur’an dan Hadits yang berprofesi sebagai tukang jam, Ahmad Abdurrahman namanya.

Sebagaimana lazimnya seorang keluarga muslim, mereka menjalin silaturahim dengan tetangga-tetangga sekitar untuk mendakwahkan Islam. Salah satu keluarga yang menerima dakwah melalui keluarga ini adalah keluarga kalangan menengah bernama al-Hajj Husain as-Shuli.
Pada suatu hari, sang ibu berkunjung ke rumah tetangganya itu. Di tengah perbincangan, terdengarlah lantunan merdua nan syahdu ayat-ayat suci al-Qur’an yang berasal dari salah satu ruangan rumah. Bacaannya bukan sekedar bacaan. Dari lantunan itu bisa dirasakan betapa pembacanya amat menghayati makna dan larut dalam kisah-kisah Qur’ani tersebut. Sebab keingintahuan yang mendalam, sang ibu pun menanyakan siapakah pelantun khusyuk ayat-ayat Allah Swt itu. Dijawab oleh keluarga itu, “Dia adalah putri kami,” namanya, “Lathifah ash-Shuli.”

Betapa bersuka citanya sang ibu selepas mendengar bacaan al-Qur’an nan merdu itu. Sesampainya di rumah, tanpa berpikir dua kali, ia langsung berkata kepada anak sulungnya, ia hendak menikahkannya dengan sang wanita pelantun merdu Kalam Ilahi yang baru sekali didengarnya. Tatkala itu, bahkan sang ibu belum pernah melihat bagaimana wajah dan keadaan fisik wanita yang hendak dijadikannya sebagai menantu. Amat yakin, hanya karena mendengar bacaan al-Qur’annya untuk yang pertama kali!

Sang pemuda adalah sosok yang taat kepada orangtuanya. Sama sekali tak ada pertentangan dalam dirinya akan maksud sang ibu itu. Dia yakin bahwa ibunya tak mungkin salah apalagi asal pilih. Qadarullah, pemuda itu menikah dengan sang wanita pelantun al-Qur’an. Selanjutnya, pasangan dakwah ini menjadi buah bibir banyak kalangan karena inspirasi yang ditebarkannya.
Perjalanan rumah tangga kedua pasangan ini berlangsung selama 18 tahun. Mereka dikaruniai 6 anak. Semua anaknya berhasil menempuh pendidikan tinggi dan mendapat penghiduan yang layak. Ada yang menjadi istri seorang dai, yang lainnya menjadi advokat terkenal, ada juga yang menjadi dosen di Fakultas  Kedokteran salah satu universitas di negerinya.

Sang pemuda shalih yang merupakan ayah bagi keenam anak dan kepala keluarga bahagia itu, wafat di usia yang relatif muda. Meskipun nama, jasa dan kerja-kerja dakwahnya terus menjadi rujukan dan menjadi fenomenal hingga kini dan nanti, insya Allah.

Yang patut menjadi teladan diantaranya beliau tak pernah sekalipun mengatakan kalimat yang kasar kepada istri dan anak-anaknya, senantiasa menyempatkan waktu untuk membantu pekerjaan istrinya,menjadi imam Tahajjud setiap ada di rumah, memanfaatkan waktunya untuk memperjuangkan umat dan dai yang senantiasa dikenang oleh murid-muridnya.

Salah satu kalimat yang amat masyhur disampaikannya kepada sang istri, “Wahai Ummu Wafa, istana menanti kita di surga. Allah tak akan menyia-nyiakan amal kita.” Beliau adalah Hasan al-Banna. Dai yang dibunuh oleh rezim keji Mesir kala itu. Ikhwanul Muslimin yang didirikannya hingga kini terus bertumbuh dan berbuah; memberikan kemanfaatan untuk kaum muslimin di seantero dunia.
Sumber http://kisahikmah.com/dai-jutaan-umat-yang-masih-sempat-membantu-istrinya-di-rumah/

Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu.

Rabu, 31 Desember 2014

Keutamaan Dzikir

Embedded image permalink

Siapa yg mengucapkannya selesai shalat, Aku (Allah) ampuni kesalahan2 nya walaupun sebanyak buih di lautan”. (HR Muslim)



Tahukah Anda sejarah Tahun Baru 1 Januari?


"Semenjak abad ke 46 SM Raja Romawi Julius Caesar menetapkan

1 Januari sebagai HARI PERMULAAN tahun.

Orang Romawi MEMPERSEMBAHKAN hari 1 Januari kepada JANUS, DEWA SEGALA GERBANG, PINTU-PINTU DAN PERMULAAN (WAKTU).

Bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah, Satu wajah menghadap ke (masa) depan dan satu wajah lagi menghadap ke (masa) lalu".

(THE WORLD BOOK ENCYCLOPEDIA VOL.14 hal.237).

Yang merayakan Malam Tahun Baru dengan cara apa pun, adalah mereka ikuti Kaum Penyembah berhala (Paganis) yang merayakan HARI JANUS, dengan mengitari api unggun, meniup terompet berpesta dan bernyanyi bersama.

"Selamat atas para PENIRU KAUM PAGANIS ROMAWI yang telah merayakan Malam Tahun Baru atau Hari Janus".

Bagi yang tidak ikut-ikutan selamatlah Anda, karna Anda tetap terus berkomitmen dengan QS. Al An'am: 161-163 :

"Katakanlah (Muhammad)!

'Sesungguhnya Rabbku telah memberiku petunjuk ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia Ibrahim tidak termasuk orang orang musyrik'.

"Katakanlah (Muhammad)!

'Sesungguhnya shalatku, ibadahku dan matiku hanya-lah untuk Allah, Rabb semeseta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama tama berserah diri (muslim)".

QS. Al An'am: 79

"Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah, yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar. Dan aku bukanlah termasuk orang orang musyrik".

(1/1/2013).

Penulis: Ust. Abu Yahya Badru Salam, Lc . Alumni Universitas Islam Madinah Saudi Arabia.

Bersyukur